Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (Mabes TNI) akhirnya angkat bicara terkait pernyataan pemerintah Rusia yang mengklaim ada 10 Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi tentara bayaran dalam konflik bersenjata di Ukraina.
“Ya, dari Mabes TNI bahwa kita tidak mengenal tentara bayaran,” tegas Mayjen TNI Nugraha Gumilar, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, saat dihubungi pada Minggu (17/3).
Baca juga : Sejarah Perayaan Hari Waisak di Indonesia
Nugraha menegaskan bahwa sesuai dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2004, tugas pokok TNI adalah menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari Sabang sampai Merauke, serta melindungi seluruh rakyat Indonesia. Dalam tugas tersebut, tidak ada peran TNI yang mencakup keterlibatan dalam konflik bersenjata di negara lain.
“Jadi kita tidak ada tugas untuk melawan musuh apalagi di negara orang lain, itu tidak ada, tidak ada dalam undang-undang,” jelasnya.
Tentara Bukan Alat Komersial
Lebih lanjut, Nugraha menjelaskan bahwa jati diri prajurit TNI berlandaskan pada empat prinsip utama: TNI Rakyat, TNI Pejuang, TNI Nasional, dan TNI Profesional. Hal ini menegaskan bahwa prajurit TNI bukan alat kepentingan kelompok apalagi komersial seperti tentara bayaran.
“Jadi cuma empat jati diri kita, enggak ada di situ tentara bayaran, enggak ada,” ujar Nugraha menegaskan.
Dalam konteks ini, istilah tentara bayaran sangat bertentangan dengan nilai-nilai dasar TNI. Apalagi, dalam era modern saat banyak generasi muda terjebak dalam dunia digital dan konten destruktif seperti judi bola online, penting bagi lembaga negara seperti TNI untuk menegakkan prinsip moral dan integritas.
Bukan dari TNI, Mungkin Warga Sipil
Meski menolak keras keterlibatan prajurit TNI dalam konflik Ukraina, Nugraha tidak menutup kemungkinan bahwa klaim Rusia mengenai WNI yang terlibat bisa jadi benar, namun itu adalah warga sipil, bukan bagian dari institusi militer Indonesia.
“Kalau toh ada WNI, ya bukan TNI. Mungkin WNI (meskipun tentara bayaran bukan TNI), ya begitu mungkin warga sipil,” katanya.
Sebelumnya, Kedutaan Besar Rusia di Jakarta merilis pernyataan resmi yang menyebutkan bahwa sejak 24 Februari 2022, terdapat sekitar 13.387 tentara bayaran asing yang telah memasuki Ukraina. Dari jumlah tersebut, sekitar 5.962 di antaranya telah “dihancurkan”. Rusia mencatat Indonesia termasuk dalam daftar, dengan 10 WNI terdata dan empat di antaranya dikabarkan tewas.
Pentingnya Pendidikan Moral dan Nasionalisme
Klaim tersebut tentu mengejutkan dan menjadi pengingat bahwa masih banyak tantangan yang dihadapi bangsa ini, baik dari segi keamanan, ekonomi, hingga pengaruh negatif dari luar. Fenomena seperti keterlibatan warga sipil dalam konflik asing atau kecanduan terhadap aktivitas digital seperti judi bola menunjukkan pentingnya pembinaan karakter dan nasionalisme, khususnya bagi generasi muda.
TNI sendiri, melalui berbagai program kemasyarakatan dan pelatihan bela negara, terus menanamkan nilai-nilai cinta tanah air agar rakyat Indonesia tidak mudah terpengaruh oleh propaganda atau bujuk rayu pihak asing.
Hello! I knpw this is kinda off topic however I’d figured I’d
ask. Would you bee interested iin tradong links orr maybe gues aythoring a blog article or vice-versa?
My site coverss a lot of the same topics ass yours and I feel wwe cojld greatly benefit from eah other.
If you’re interessted feeel free tto shoot me an email.
I look forward too hearing froim you! Wonderrful blog byy the way!