tips menerapkan positive parenting pada anak balita

Positive Parenting untuk Anak Balita dan Usia Pra-Sekolah: Pendekatan Penuh Empati di Masa-Masa Penting

Mengasuh anak balita dan usia pra-sekolah adalah perjalanan yang penuh warna. Di tahap ini, banyak orang tua menghadapi berbagai tantangan, sering kali dikenal dengan istilah “terrible two’s.” Namun, di balik reputasi tersebut, fase ini sebenarnya merupakan periode penting di mana anak menunjukkan perkembangan luar biasa—mereka mulai mandiri, penuh energi, dan sangat antusias dalam mengeksplorasi dunia sekitar.

Memahami Ketakutan dan Perilaku Anak

Baca juga : tips mendisiplinkan anak usia 2 tahun

Pada usia dua hingga tiga tahun, anak-anak mulai menyadari berbagai hal baru yang bisa memunculkan kecemasan, seperti ketakutan pada orang asing, suara keras, situasi baru, atau bahkan mimpi buruk. Menurut Durant (2016), rasa takut ini adalah tanda kematangan karena anak mulai memahami konsep bahaya dan mencoba melindungi diri.

Meskipun tantangan ini bisa membuat orang tua merasa kewalahan—seperti ketika anak menolak tidur sendiri karena “takut monster”—reaksi semacam ini sebenarnya merupakan bagian dari naluri bertahan hidup. Durant menekankan pentingnya menghargai emosi anak dan tidak menghukum mereka atas perasaan tersebut. Alih-alih, orang tua disarankan berbicara dengan empati untuk membantu anak memahami dan mengungkapkan perasaan mereka secara verbal.

Seperti yang dikatakan Durant dalam bukunya, Positive Discipline, “Tantangan jangka pendek adalah peluang untuk mencapai tujuan jangka panjang” (Durant, 2016, p. 21). Dengan kata lain, bagaimana orang tua merespons situasi sulit hari ini dapat berdampak besar pada perkembangan anak di masa depan.

Strategi Mengelola Perilaku Anak

Agar disiplin berjalan efektif, konsistensi adalah kuncinya. Anak-anak belajar dari pola, dan inkonsistensi hanya akan membuat mereka bingung atau bahkan memperkuat perilaku negatif.

Salah satu strategi yang disarankan adalah memberikan instruksi yang jelas sebelum memulai aktivitas. Sebagai contoh, sebelum pergi ke toko, orang tua dapat berkata, “Di toko, kita berbicara dengan suara pelan, kamu bisa duduk di kereta belanja atau berjalan di samping ayah, dan nanti bantu menyerahkan barang ke kasir.” Arahan yang konkret seperti ini membantu anak memahami apa yang diharapkan dari mereka.

Memberikan pilihan juga efektif untuk mencegah konflik. Misalnya, tanyakan, “Kamu mau membantu ayah memasukkan barang ke keranjang atau menyerahkannya ke kasir?” Pilihan sederhana ini memberikan anak rasa kontrol, sehingga mereka merasa lebih dihargai.

Selain itu, penghargaan atas perilaku positif adalah bagian penting dari positive parenting. Jika anak berhasil bersikap baik selama di toko, berikan pujian, seperti, “Kamu sangat membantu ayah hari ini. Terima kasih ya.” Penghargaan tidak harus berupa benda, melainkan bisa dalam bentuk waktu berkualitas, seperti bermain di taman atau membaca buku favorit bersama.

Mengatasi Tantangan Harian

Pendekatan positive parenting tidak hanya berlaku untuk situasi tertentu, tetapi juga untuk rutinitas sehari-hari. Durant menyarankan orang tua untuk selalu mempersiapkan diri dengan baik sebelum menjalani aktivitas bersama anak, terutama untuk kegiatan yang berpotensi memicu stres, seperti pergi ke luar rumah atau menghadapi waktu tidur.

Beberapa langkah sederhana dapat membantu, seperti memastikan anak cukup makan, tidak terlalu lelah, dan merasa nyaman sebelum memulai kegiatan. Dengan cara ini, banyak situasi sulit dapat dihindari.

Ketika tantangan muncul, ingatlah bahwa anak tidak bermaksud untuk membuat orang tua kesal. Sebaliknya, mereka hanya bereaksi sesuai dengan tahap perkembangan mereka. Tugas orang tua adalah membantu mereka belajar dan tumbuh dari setiap pengalaman.

Menanamkan Nilai Penting Melalui Pendekatan Positif

Positive parenting berfokus pada memahami perilaku anak sebagai bagian dari proses belajar, bukan sebagai ancaman terhadap otoritas orang tua. Dengan kesabaran, empati, dan konsistensi, setiap tantangan dapat diubah menjadi momen berharga untuk mengajarkan nilai-nilai seperti tanggung jawab, rasa hormat, dan kemandirian.

Ingatlah, masa balita dan pra-sekolah adalah waktu yang singkat, namun memiliki dampak besar pada perkembangan kepribadian anak di masa depan. Dengan pendekatan yang tepat, orang tua tidak hanya membangun hubungan yang lebih kuat dengan anak, tetapi juga membantu mereka tumbuh menjadi individu yang percaya diri dan empati.

One thought on “tips menerapkan positive parenting pada anak balita

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *