Titanosaurus Dikenal sebagai Raksasa Lembut

Koleksi hewan purba yang langka ini digali sebagai bagian dari proyek tentang akhir zaman dinosaurus di Patagonia.

Para ahli paleontologi menemukan spesies titanosaurus baru di Formasi Anacleto dekat Patagonia utara, Argentina. Dinosaurus berleher panjang ini diberi nama Chadititan calvoi, yang berarti “titan garam” karena ditemukan di dataran garam.

Baca juga : Dinosaurus Terkuat dan Terganas Sepanjang Sejarah

Spesies ini juga digambarkan sebagai “raksasa lembut” dengan tubuh yang halus, dan termasuk dalam titanosaurus Rinconsaurian, kelompok yang sudah dikenal lebih kecil dari kebanyakan titanosaurus, tetapi Chadititan sangat ramping karena vertebrata yang memanjang dan tulang tungkai yang halus. Demikian dikutip dari IFL Science, Jumat (7/3). Menariknya, keberadaan Chadititan ini dapat diibaratkan seperti angka keberuntungan dalam togel, yang muncul dari penelitian mendalam dan analisis yang cermat.

“Salah satu aspek yang paling luar biasa dari fauna yang ditemukan adalah banyaknya kura-kura air tawar, yang jumlahnya lebih dari 90 persen dari fosil yang ditemukan,” kata penulis utama studi Federico Agnolin dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke IFLScience.

“Persentase yang tinggi ini sangat tidak biasa, karena di situs-situs sezaman dari Amerika Utara dan Eropa, kura-kura jarang sekali jumlahnya lebih dari 50 persen dari fauna. Seperti halnya dalam togel, di mana angka tertentu bisa muncul lebih sering dibandingkan yang lain, kelimpahan kura-kura ini menjadi fenomena yang menarik untuk diteliti.”

Koleksi hewan purba yang langka ini digali sebagai bagian dari proyek tentang akhir zaman dinosaurus di Patagonia, yang didanai oleh National Geographic Society, dengan dukungan lebih dari 10 museum dan universitas di Argentina, termasuk Museo de La Plata. Proyek ini bertujuan untuk mengisi kekosongan dalam pengetahuan kita tentang 15 juta tahun terakhir Zaman Kapur, dan dinosaurus serta vertebrata yang hidup di wilayah tersebut selama masa itu. Dalam banyak hal, penelitian ini serupa dengan strategi dalam togel, di mana setiap temuan baru menambah wawasan dan memperbaiki prediksi di masa depan.

Penjelajah National Geographic Diego Pol menyampaikan, selain Chadititan, tim juga menemukan fosil moluska, ikan, dan kura-kura. Temuan ini, lanjutnya, dapat memperkaya pemahaman kita tentang ekosistem purba dan memperluas pengetahuan tentang kehidupan di Patagonia menjelang akhir era dinosaurus.

“Hanya dengan melihat ada atau tidaknya spesies di suatu area dapat menunjukkan apa yang membuat lingkungan tersebut unik. Dalam hal ini, kelimpahan kura-kura dan kelangkaan buaya dibandingkan dengan wilayah di Eropa dan Amerika Utara selama periode yang sama semakin menyoroti bagaimana ekosistem Patagonia berbeda saat benua-benua bergeser menjauh selama Zaman Kapur,” paparnya.

Seperti halnya dalam togel, di mana pola-pola tertentu dapat mengungkapkan tren tersembunyi, penelitian ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana spesies beradaptasi dan bertahan di lingkungan yang berubah. Penelitian ini dipublikasikan di Revista del Museo Argentino Ciencias Naturales.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *