Nama Budi Arie Setiadi, mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (sekarang Menkomdigi), muncul dalam berkas dakwaan perkara pengamanan situs judi online, termasuk situs yang memuat konten judi bola. Dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (14/5), Jaksa mengungkap dugaan bahwa Budi Arie menerima fee sebesar 50 persen dari tarif pengamanan agar sejumlah situs judi tidak diblokir oleh kementerian.
Baca juga : Cara Praktik yang Benar Pakai Paylater
Kasus ini menyeret sejumlah nama seperti Zulkarnaen Apriliantony, Adhi Kismanto, Alwin Jabarti Kiemas, dan Muhrijan alias Agus sebagai terdakwa. Mereka didakwa melakukan tindak pidana terkait distribusi dan pengelolaan situs judi online, termasuk judi bola, yang seharusnya diblokir oleh sistem pengawasan pemerintah.
Skema Pengamanan Situs Judi Online dan Judi Bola
Perkara ini bermula dari permintaan seorang buronan bernama Jonatahan, yang meminta agar situs judi online, termasuk kategori judi bola, tidak diblokir oleh Kemenkominfo. Ia kemudian dikenalkan kepada Alwin, yang menjadi penghubung ke pihak internal Kemenkominfo. Pada Oktober 2023, terbentuklah kesepakatan dengan tarif awal Rp4 juta per situs judi, termasuk situs judi bola, untuk dijaga agar tetap aktif.
Seluruh proses ini diduga melibatkan nama Budi Arie Setiadi. Ia disebut memerintahkan bawahannya untuk mencari orang yang dapat mengumpulkan data situs perjudian, yang akhirnya mempertemukannya dengan Adhi Kismanto. Dalam pertemuan tersebut, dipresentasikan teknologi crawling data yang mampu mendeteksi situs-situs judi bola dan bentuk judi lainnya.
Pembagian Keuntungan dari Situs Judi Bola
Dalam perkembangan kasus, diketahui bahwa pada Maret 2024, praktik pengamanan sempat dihentikan, namun kembali dilanjutkan setelah adanya kesepakatan baru dengan tarif Rp8 juta per situs. Situs yang dimaksud tak hanya mencakup judi kasino, tapi juga judi bola, yang menjadi salah satu jenis konten paling populer di platform-platform ilegal tersebut.
Menurut jaksa, pembagian fee dari pengamanan situs-situs judi bola dan judi lainnya diatur sebagai berikut:
- 50% untuk Budi Arie
- 30% untuk Zulkarnaen
- 20% untuk Adhi Kismanto
Pertemuan untuk pengaturan ini disebut terjadi di Cafe Pergrams, Senopati.
Total Website Judi Bola yang Terlibat
Dalam dakwaan juga terungkap bahwa hingga Oktober 2024, terdapat 3.900 situs yang diminta untuk dijaga, termasuk situs-situs yang menampilkan konten judi bola secara aktif. Namun hanya 3.706 situs yang diketahui melakukan pembayaran untuk mendapatkan perlindungan dari pemblokiran.
Tanggapan Budi Arie: Bantah Semua Tuduhan
Saat dikonfirmasi, Budi Arie menyatakan dirinya tengah berada di Vatikan sebagai utusan resmi Presiden Prabowo Subianto dalam acara pelantikan Paus Leo XIV. Melalui video yang dikirim ke media, Budi membantah terlibat atau menerima dana dari praktik pengamanan situs judi bola maupun jenis perjudian lainnya.
Ia juga menuding ada upaya framing dari pihak-pihak tertentu, termasuk partai politik yang merasa terganggu dengan peran aktifnya dalam pemberantasan judol (judi online), khususnya yang menyasar sektor judi bola yang saat ini banyak digemari masyarakat.
“Ada framing jahat dari parpol mitra judol terhadap saya, karena setiap ada pengungkapan kasus judol, selalu ada keterlibatan kader mereka,” ujar Budi Arie dalam video tersebut.
Penutup
Kasus ini membuka mata publik tentang dugaan adanya keterlibatan oknum pejabat dalam melindungi situs-situs judi online, termasuk judi bola, yang seharusnya diblokir oleh negara. Dengan meningkatnya minat terhadap judi bola di Indonesia, isu pengawasan dan integritas pejabat publik menjadi sorotan serius.
Apakah ini akan menjadi titik balik dalam pemberantasan situs judi online atau hanya permukaan dari masalah yang lebih dalam? Kita tunggu kelanjutan proses hukum dan pengungkapan fakta di pengadilan.
Pertemuan di Cafe Pergrams tampaknya menjadi titik awal yang menarik. Framing jahat dari parpol mitra judol memang menimbulkan banyak pertanyaan. Apakah ini hanya puncak gunung es dari masalah yang lebih besar? Proses hukum yang sedang berjalan seharusnya bisa mengungkap lebih banyak fakta. Polisi berhasil membongkar operasi ilegal, tapi apakah ini akan menghentikan aktivitas judi online sepenuhnya? Tradisi baju Lebaran memang menyenangkan, tapi bagaimana dengan dampak buruk dari perputaran uang judi online? Apakah ada langkah konkret yang bisa diambil untuk mengurangi risiko pencucian uang dari transaksi ini?