Spring Airlines, maskapai penerbangan berbiaya rendah yang berbasis di Shanghai, sempat menggemparkan dunia aviasi dengan usulan radikal: kursi berdiri dalam pesawat. Langkah ini bukan tanpa alasan. Dengan mengusung konsep tersebut, perusahaan berharap bisa menekan biaya operasional dan menjangkau lebih banyak penumpang dengan tarif yang jauh lebih murah.
Menurut laporan dari Radio Nasional China yang dikutip Daily Mail, maskapai ini bahkan sempat menawarkan tarif lebih rendah bagi penumpang yang bersedia berdiri di kursi vertikal selama penerbangan. Meskipun terdengar tak lazim, ide ini sempat menarik perhatian, khususnya di tengah persaingan ketat antar maskapai berbiaya murah di Asia.
Baca juga : Pulang-Pergi ke Kantor Naik Pesawat Pengeluaran Malah Lebih Hemat
Inspirasi dari Ryanair dan Penumpang Berdiri
Spring Airlines bukan pelopor ide ini. Sebelumnya, Ryanair yang berbasis di Dublin sudah pernah mencetuskan gagasan kursi berdiri pada 2009. Maskapai Irlandia ini berencana menambahkan sepuluh baris kursi vertikal di pesawatnya untuk meningkatkan kapasitas penumpang hingga 40 orang tambahan, dengan tiket yang dijual kurang dari £5.
Namun, seperti halnya Spring Airlines, Ryanair pun menemui jalan buntu karena tidak mendapatkan persetujuan dari regulator penerbangan.
Ketua Spring Airlines, Wang Zhenghua, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah mengajukan ide ini sejak 2008, setelah mengalami lonjakan penumpang saat libur Tahun Baru Imlek. Wang bahkan menyatakan bahwa mereka tengah bekerja sama dengan produsen untuk merancang model kursi berdiri yang tetap dilengkapi dengan sabuk pengaman demi keselamatan.
Keamanan dan Kenyamanan Jadi Sorotan
Meski inovatif, usulan ini menuai berbagai reaksi, terutama dari sisi keamanan dan kenyamanan penumpang. Seorang penumpang mengaku khawatir bila terjadi turbulensi atau kondisi cuaca buruk, posisi berdiri bisa meningkatkan risiko cedera. Namun pihak maskapai tetap bersikukuh bahwa semua aspek keselamatan akan dipertimbangkan secara matang.
Tak hanya Spring Airlines dan Ryanair, beberapa perusahaan lain juga mencoba pendekatan serupa. Tahun lalu, Airbus mengajukan hak paten untuk kursi lipat menyerupai sadel sepeda. Sementara itu, perusahaan Italia Aviointeriors pada 2010 meluncurkan desain kursi “Skyrider”, yang membuat penumpang hanya memiliki ruang kaki 23 inci—tujuh inci lebih sempit dari kursi konvensional.
Kursi Berdiri dan Judi Bola: Dua Dunia dengan Persaingan Ketat
Konsep ekstrem seperti kursi berdiri di pesawat mencerminkan bagaimana industri tertentu berlomba-lomba menghadirkan efisiensi dan inovasi. Dalam hal ini, maskapai penerbangan menghadapi tekanan untuk menekan biaya dan meningkatkan profit, sama halnya seperti situs judi bola yang bersaing memperebutkan pengguna dengan penawaran bonus besar dan fitur menarik.
Di dunia yang semakin kompetitif, baik maskapai maupun platform hiburan digital seperti judi bola, terus berupaya menggaet pelanggan dengan memberikan opsi unik, cepat, dan terjangkau. Meskipun satu bergerak di langit dan satu di dunia maya, keduanya punya satu kesamaan: adaptasi adalah kunci bertahan hidup.
Belum Terwujud, Tapi Menjadi Wacana Serius
Sampai saat ini, baik Spring Airlines maupun maskapai lain belum berhasil mewujudkan kabin berdiri karena terganjal izin dari regulator. Namun gagasan ini terus menjadi perbincangan di industri penerbangan. Apakah masa depan transportasi udara akan menyaksikan penumpang berdiri seperti di kereta bawah tanah?
Terlepas dari kontroversi, satu hal jelas: dalam dunia yang berubah cepat, segala ide—bahkan yang paling ekstrem sekalipun—bisa menjadi kenyataan, jika ada dukungan teknologi, regulasi, dan tentu saja… permintaan pasar.
One thought on “Harga Tiket Dijamin Lebih Murah Jika Bikin Kursi Berdiri di Pesawat”