Jangan Ucapkan Kata Ini Ke Anak

Anak merupakan titipan Tuhan yang perlu dijaga dan dirawat sepenuh hati. Setiap anak lahir dengan karakter dan sifat yang berbeda-beda. Oleh karena itu, orangtua perlu memahami sifat dan karakter anak agar bisa mendidiknya dengan tepat. Seperti dalam dunia judi bola, memahami karakter tim atau pemain adalah kunci untuk mengambil langkah yang akurat. Begitu juga dengan mendidik anak—perlu pemahaman yang mendalam, bukan asumsi.

Mendidik anak memang bukan perkara mudah. Dibutuhkan kesabaran dan kehati-hatian agar tidak salah langkah, terutama saat anak mulai menunjukkan sikap manja dan cengeng. Orangtua sering kali kewalahan dan mencoba berbagai cara agar anak tidak lagi mudah menangis atau bergantung secara emosional.

Baca juga : Penyebab Anak Ceria Tiba-tiba Jadi Pemalu

Menurut Psikiater Suzy Yusna Dewi, dalam wawancara di kanal YouTube Kata Dokter (Kamis, 18 April), ada beberapa penyebab umum anak menjadi cengeng dan manja—salah satunya adalah masalah psikologis.


Penyebab Anak Menjadi Cengeng dan Manja

Suzy menjelaskan bahwa anak cengeng adalah anak yang mudah menangis dan sulit menahan emosinya. Hal ini bisa dipicu oleh:

1. Masalah Psikologis dan Kedekatan Emosional

Masalah psikologis biasanya berasal dari pola interaksi yang terlalu protektif dari orangtua. Misalnya, orangtua yang terlalu sering merasa khawatir atau takut kehilangan anak justru membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang penakut dan tidak percaya diri.

“Anak jadi insecure karena terbiasa dilindungi secara berlebihan. Ketika berada di lingkungan baru, dia jadi tidak nyaman,” jelas Suzy.

Sama seperti penggemar judi bola yang sering khawatir tim kesayangannya kalah karena terlalu menggantungkan harapan, orangtua pun kadang tidak sadar bahwa kekhawatiran mereka bisa berdampak pada keberanian anak.

2. Faktor Biologis dan Lingkungan Sosial

Faktor genetik atau kondisi perkembangan tertentu juga dapat membuat anak lebih sensitif secara emosional. Ditambah lagi jika lingkungan sosial, seperti sekolah atau lingkungan bermain, tidak mendukung, anak bisa menjadi semakin tertutup dan cengeng.


Trik Menghadapi Anak Cengeng dan Manja

Agar anak bisa tumbuh lebih kuat dan percaya diri, berikut beberapa trik yang bisa diterapkan orangtua:

1. Jangan Langsung Membela Anak

Saat anak menangis karena diganggu teman, hindari langsung membela dengan memarahi temannya. Justru, edukasi anak agar bisa menghadapi situasi itu dengan cara yang sehat.

“Lawan bukan berarti agresif, tapi anak harus bisa mempertahankan diri,” ujar Suzy.

Ini mirip dengan strategi dalam judi bola—kita tak selalu bisa menghindari tekanan lawan, tapi bisa melatih mental untuk bertahan dan mencari celah untuk menang.

2. Beri Kesempatan Anak Bercerita

Saat anak menangis, jangan langsung memintanya berhenti atau melabeli dengan “jangan cengeng.” Sebaliknya, beri ruang untuk anak menceritakan apa yang dirasakannya.

“Kalau dibilang ‘jangan cengeng’, itu akan terekam dalam ingatan anak dan membuatnya merasa memang cengeng,” kata Suzy.

Dorong anak dengan kata-kata positif seperti, “Kamu anak yang kuat, kamu bisa bercerita,” agar ia belajar mengelola emosinya.

3. Bacakan Buku Cerita

Salah satu cara kreatif untuk membangun emosi anak adalah dengan membacakan buku cerita yang relevan. Cerita tentang karakter yang menghadapi kesulitan dan bangkit bisa menjadi inspirasi bagi anak untuk tidak mudah menyerah.

Layaknya dalam judi bola, di mana cerita tim yang bangkit dari kekalahan menjadi inspirasi, anak pun bisa belajar dari cerita-cerita sederhana tentang keberanian dan ketekunan.


Kesimpulan

Anak cengeng dan manja bukanlah sesuatu yang harus dihadapi dengan kemarahan, tetapi dengan pemahaman dan pendekatan yang tepat. Psikologis anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan, pola asuh, dan respon orangtua terhadap perilaku mereka.

Sama seperti strategi dalam judi bola yang membutuhkan observasi dan perhitungan matang, mendidik anak pun memerlukan kesabaran, konsistensi, dan kecerdasan emosional. Dengan pendekatan yang positif, anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang kuat, mandiri, dan siap menghadapi tantangan hidup.

Semoga bermanfaat!

One thought on “Jangan Ucapkan Kata Ini Ke Anak

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *