Kurs Dolar di Google Tiba-tiba Rp8.170: Bug atau Fakta?
Warga dunia maya dikejutkan oleh data di Google Search yang menunjukkan nilai tukar 1 dolar AS setara Rp8.170. Angka tersebut jauh dari nilai tukar resmi yang biasanya berada di kisaran Rp16.300 per dolar. Tak pelak, fenomena ini menjadi pembicaraan hangat di platform media sosial, khususnya X (dulu Twitter), dengan tagar seperti #ErrorGoogle dan #Dolar8Ribu mendominasi tren.
Masalah serupa juga terjadi pada kurs euro ke rupiah yang ditampilkan Google, yaitu Rp8.348. Perbedaan drastis ini memunculkan banyak spekulasi, mulai dari asumsi bug teknis hingga teori liar tentang kondisi ekonomi global.
Baca juga : Google juga Bisa Salah, Pentingnya Vefikasi dan Literasi
Google merespons kebingungan masyarakat dengan memberikan klarifikasi. Menurut pernyataan resmi mereka yang dikutip dari Liputan6 pada Minggu (2/2), Google mengakui adanya kesalahan teknis yang memengaruhi informasi nilai tukar rupiah di platform mereka.
“Kami menyadari adanya masalah yang memengaruhi informasi nilai tukar Rupiah (IDR) di Google Search. Data konversi mata uang berasal dari sumber pihak ketiga,” ujar Google. Mereka menambahkan bahwa pihaknya sedang bekerja sama dengan penyedia data untuk memperbaiki ketidakakuratan ini secepat mungkin.
Namun, hingga artikel ini ditulis, Google belum memastikan kapan data kurs tersebut akan kembali normal.
Reaksi Warganet
Kesalahan ini memancing berbagai reaksi dari pengguna internet. Beberapa menganggapnya sekadar kesalahan teknis, sementara yang lain menjadikannya bahan candaan.
- @f**:** “Pasti error. Simpen aja buat kenang-kenangan.”
- @e**:** “Coba dihitung pakai kurs Jawa Utara. Tetap aja dolar 16 ribuan rupiah.”
- @T**:** “Ini beneran dolar cuma 8 ribuan?”
- @k**:** “DOLLAR KE RUPIAH 8000? WKWKWK.”
Di balik gelak tawa ini, ada juga pihak yang merasa bingung dan mempertanyakan kredibilitas data keuangan di era digital.
Klarifikasi dari Bank Indonesia
Bank Indonesia (BI) juga ikut angkat bicara. Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti, menegaskan bahwa nilai tukar yang ditampilkan Google tidak mencerminkan kondisi pasar sebenarnya. Menurut data resmi BI, kurs dolar terhadap rupiah berada di kisaran Rp16.312 per 31 Januari 2025.
“Kami sudah menginformasikan masalah ini kepada tim Google. Saat ini, mereka sedang melakukan pengecekan untuk mengatasi ketidaksesuaian tersebut,” ujar Destry. Pernyataan serupa disampaikan oleh Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, yang menambahkan bahwa BI langsung berkoordinasi dengan Google Indonesia untuk menyelesaikan masalah ini.
Bukan Insiden Pertama
Kesalahan tampilan kurs mata uang bukan hal baru bagi Google. Di masa lalu, masalah serupa juga pernah terjadi akibat bug teknis dalam pengambilan data dari penyedia pihak ketiga. Misalnya, pada Februari 2024, Google pernah menampilkan nilai tukar ringgit Malaysia yang meleset jauh dari kenyataan.
Pentingnya Literasi Digital dan Ekonomi
Fenomena ini menyoroti pentingnya verifikasi data, terutama yang berkaitan dengan keuangan. Di era digital, banyak orang bergantung pada Google sebagai sumber informasi utama. Namun, kejadian ini mengingatkan bahwa tidak semua data yang muncul di layar adalah fakta mutlak.
Penting bagi masyarakat untuk membandingkan data dari berbagai sumber terpercaya, seperti Bank Indonesia, Bloomberg, atau Reuters, sebelum mengambil keputusan finansial.
Kesimpulan
Insiden ini bukan hanya soal angka yang salah, tetapi juga menggambarkan bagaimana kesalahan teknis dapat menciptakan kebingungan besar di era informasi instan. Baik pihak Google maupun pengguna internet perlu mengambil pelajaran dari kejadian ini. Google diharapkan meningkatkan akurasi dan kecepatan respons terhadap masalah semacam ini, sementara masyarakat diharapkan lebih kritis dalam menyerap informasi.
Karena dalam dunia finansial, satu angka yang salah bisa berarti keputusan yang keliru dengan dampak yang luas.