Kota Kuno Ini Terkutuk dan Dihindari Nabi Muhammad

Mitos Al-Ula sebagai kota terkutuk memang sudah lama beredar luas, namun kenyataan bahwa tempat ini kini berkembang menjadi destinasi wisata kelas dunia justru menarik perhatian global. Di balik sejarah kelamnya, Al-Ula kini tampil sebagai simbol transformasi budaya di Arab Saudi.

Belakangan ini, media sosial diramaikan oleh viralnya video pesta musik megah yang digelar di tengah padang pasir Al-Ula. Ribuan orang terlihat berjoget dalam festival musik internasional yang menampilkan DJ ternama, lengkap dengan pencahayaan spektakuler dan dentuman musik keras yang menggelegar di bawah langit Timur Tengah.

Baca juga : Perputaran Uang Judi Online di Indonesia Tembus Rp1.200 Triliun

Namun yang membuat netizen geleng-geleng kepala bukan hanya skala acaranya, melainkan lokasi pestanya — sebuah wilayah yang dulunya dikenal sebagai kota terlarang, bahkan disebut-sebut sebagai tempat yang dihindari Nabi Muhammad SAW karena sejarahnya yang penuh azab.

Dari Tempat Terlarang ke Panggung Dunia

Festival musik yang digelar pada 4 April 2025 oleh MDLBEAST ini menghadirkan sejumlah DJ papan atas seperti Adam Port, Rampa, &ME, dan Reznik. Acara ini mempertegas pergeseran citra Al-Ula dari tempat yang ditakuti menjadi lokasi hiburan kelas dunia.

“Ini Al-Ula kan? Bagian dari kota terlarang?” tulis seorang netizen di kolom komentar. Banyak yang mempertanyakan kenapa wilayah yang sarat sejarah tragis itu kini justru dipilih sebagai lokasi pesta glamor. Pertanyaan seperti ini menunjukkan bahwa meskipun Al-Ula telah mengalami perubahan besar, bayang-bayang masa lalunya masih lekat dalam benak banyak orang.

Wisata Modern, Kontroversi Kultural

Transformasi Al-Ula ini juga menjadi bagian dari visi besar Arab Saudi dalam membuka diri terhadap dunia, memperkenalkan budaya, dan menggairahkan sektor pariwisata. Tapi kontroversi tak bisa dihindari. Banyak pihak merasa ini adalah bentuk ketidaksensitifan terhadap sejarah kelam yang menyelimuti kawasan tersebut.

Fenomena ini pun mengundang perbandingan dengan tren hiburan digital seperti judi bola, yang juga berkembang pesat secara global. Sama-sama memicu kontroversi dan debat etika, judi bola dan festival di tempat bersejarah seperti Al-Ula menjadi simbol bagaimana modernitas sering kali bersinggungan dengan nilai-nilai tradisional.

Al-Ula dan Paradoks Zaman Modern

Perubahan wajah Al-Ula mencerminkan paradoks yang dihadapi banyak negara saat ini: antara menjaga nilai sejarah dan mengejar modernisasi. Sama seperti judi bola yang kini menjadi bagian dari industri hiburan daring, Al-Ula juga menjadi bagian dari strategi branding negara yang ingin menunjukkan keterbukaan dan kemajuan.

Namun pertanyaannya, apakah semua bentuk modernisasi bisa diterima begitu saja? Atau justru kita perlu lebih kritis dalam menilai arah perubahan ini?

One thought on “Kota Kuno Ini Terkutuk dan Dihindari Nabi Muhammad

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *