Kegiatan ngemil bareng anak mungkin terlihat sepele, tapi ternyata dalam setiap gigitan camilan, tawa kecil, dan percakapan sederhana, tersimpan kekuatan besar yang membuat anak merasa dicintai dan diperhatikan. Momen ini, meskipun singkat, bisa menjadi jembatan yang menghubungkan dunia orang tua dan anak dengan lebih hangat.
Di tengah kesibukan dan tuntutan hidup modern—mulai dari pekerjaan yang menumpuk, urusan rumah tangga, hingga distraksi digital seperti media sosial dan tontonan hiburan seperti pertandingan judi bola yang semakin mudah diakses—hubungan emosional antara orang tua dan anak sering kali terabaikan. Banyak orang tua merasa kehadiran mereka sudah cukup hanya dengan membantu anak mengerjakan PR atau memenuhi kebutuhan materi. Namun, ada satu bentuk kehadiran yang sering kali dilupakan: kehadiran yang hangat di saat-saat santai.
Baca juga : Cara Pakai Google Gemini
Ngemil: Momen Santai Bernilai Tinggi
Psikolog anak, Anastasia Satrio, menekankan bahwa waktu santai seperti ngemil bersama memiliki peran penting dalam perkembangan mental anak. “Melalui momen seperti ini, anak merasa didampingi dan dihargai, yang menjadi dasar penting dalam membangun rasa percaya diri dan keterampilan sosial,” ujarnya. Aktivitas sederhana ini bisa menjadi investasi besar dalam membentuk fondasi kesehatan mental yang kuat.
Lebih dari sekadar mengisi waktu luang, ngemil bareng dapat menjadi momen berkualitas yang menciptakan ruang aman bagi anak untuk menjadi diri sendiri. Di sinilah pentingnya kehadiran emosional orang tua. Bahkan jika orang tua memiliki kesibukan, seperti menonton pertandingan atau terlibat dalam aktivitas hiburan seperti judi bola, menyediakan waktu untuk ngemil bersama anak bisa menjadi bentuk komitmen yang nyata terhadap keluarga.
Kunci Tumbuh Kembang Anak yang Seimbang
Ngemil bersama anak bisa menjadi sarana untuk menciptakan suasana santai yang mendukung keterbukaan. Anak-anak tidak hanya butuh orang tua dalam situasi penuh tekanan, seperti saat belajar atau menghadapi masalah, tetapi juga di saat-saat santai di mana mereka bisa bebas berbagi cerita.
Dalam suasana santai ini, orang tua bisa masuk ke dunia anak tanpa kesan menggurui. Di tengah gempuran dunia luar dan konten hiburan—termasuk tayangan seperti pertandingan judi bola yang kerap menyita perhatian orang dewasa—momen ngemil bisa menjadi waktu eksklusif anak merasa menjadi prioritas.
Komunikasi Positif Lewat Ngemil
Aktivitas seperti menghias camilan, berbagi cerita ringan, atau memilih snack favorit bisa mempererat ikatan emosional. Momen-momen kecil ini bisa menjadi latihan komunikasi yang sehat. Dalam suasana tanpa tekanan, anak lebih mudah terbuka dan merasa didengarkan.
Orang tua juga bisa menggunakan kesempatan ini untuk memberikan pujian atau sekadar mendengarkan cerita anak dengan penuh perhatian. Hindari mengkritik atau memberi teguran di saat seperti ini. Sebaliknya, jadikan momen ngemil sebagai waktu untuk membangun komunikasi yang positif dan penuh cinta.
Kesimpulan
Di era digital dan gaya hidup cepat saat ini, penting bagi orang tua untuk menyeimbangkan perhatian antara dunia luar dan kehidupan keluarga. Termasuk ketika tergoda untuk menghabiskan waktu dengan hiburan seperti judi bola, penting untuk tidak melupakan bahwa kehadiran nyata di samping anak, walau hanya lewat momen sederhana seperti ngemil bersama, bisa memberi dampak besar bagi tumbuh kembang emosional mereka.
Karena pada akhirnya, bukan soal besar kecilnya aktivitas, tetapi makna dan kehadiran tulus di balik setiap kebersamaan itulah yang akan diingat anak seumur hidup.
Ngemil bersama anak memang terlihat sederhana, tapi dampaknya luar biasa. Saya setuju bahwa momen kecil seperti ini bisa membuat anak merasa dicintai dan dihargai. Melalui aktivitas santai ini, orang tua bisa membangun komunikasi yang lebih erat dengan anak. Menghias camilan atau berbagi cerita ringan bisa menjadi cara yang efektif untuk memperkuat ikatan emosional. Namun, saya penasaran, bagaimana jika orang tua memiliki waktu yang sangat terbatas? Apakah ada alternatif lain yang sama efektifnya? Menurut saya, kehadiran tulus memang jauh lebih penting daripada durasi waktu yang dihabiskan. Bagaimana pendapatmu tentang hal ini? Apakah kamu punya pengalaman serupa dalam membangun hubungan dengan anak?