Pemilik Taman Safari Indonesia di duga melakukan pelanggaran HAM

Jansen Manansang dan Kontroversi di Balik Sukses Taman Safari: Dari Usaha Keluarga hingga Isu Eksploitasi

Jansen Manansang, dikenal luas sebagai pemilik Taman Safari Indonesia, telah membangun kerajaan wisata konservasi bersama keluarganya. Bersama saudara-saudaranya Frans Manansang dan Tony Sumampau, serta sang ayah, Hadi Manansang, mereka menciptakan salah satu destinasi wisata paling ikonik di Indonesia. Namun di tengah citra keberhasilan ini, muncul suara-suara dari masa lalu—mantan pemain sirkus yang mengaku menjadi korban eksploitasi dan penyiksaan saat menjadi bagian dari Oriental Circus Indonesia (OCI) yang pernah tampil di Taman Safari.

Baca juga : Warga Bekasi Tewas Penuh Luka di Kamboja

Sukses Taman Safari Indonesia dan Peran Keluarga Manansang

Didirikan pada tahun 1980, Taman Safari Indonesia telah tumbuh menjadi simbol wisata edukatif yang memadukan hiburan dan pelestarian lingkungan. Jansen, sebagai direktur utama, memegang kendali dalam banyak aspek manajerial dan strategis. Ia memperluas taman, meningkatkan program konservasi, dan memperkenalkan atraksi yang menarik lebih banyak wisatawan domestik maupun internasional.

Keluarga Manansang, termasuk Tony Sumampau—yang juga pernah dikenal dalam dunia hiburan sebagai pelatih satwa—membagi tanggung jawab dalam pengembangan bisnis ini. Mereka memperlihatkan bagaimana kolaborasi keluarga bisa membuahkan hasil besar dalam industri pariwisata.

Namun, tidak semua cerita tentang Taman Safari bernuansa positif.

Jeritan Eks Pemain Sirkus: Dianiaya, Disetrum, Tanpa Upah

Pada awal April 2025, Fifi Nur Hidayah, seorang mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia, mengungkap kisah pilu masa kecilnya. Ia mengaku diculik dari orang tua, diasuh oleh OCI, dan dilatih keras di lingkungan Taman Safari Indonesia. Ia menyatakan bahwa tidak hanya tidak menerima gaji, tapi juga menjadi korban penyiksaan, termasuk pemukulan dan penyetruman listrik.

“Aku sampai kabur ke hutan, lari ke Cisarua. Tapi ditangkap lagi, disiksa lebih parah, disetrum sampai lemas,” ujar Fifi.

Fifi dan rekan-rekannya kini menuntut keadilan ke Kementerian HAM dan KPPPA. Mereka menyuarakan penderitaan yang mereka alami di balik sorotan panggung sirkus yang dulu memukau jutaan penonton.

Klarifikasi: Tidak Ada Hubungan Resmi antara Taman Safari dan OCI?

Dalam membalas tuduhan yang menyebut adanya keterkaitan antara Taman Safari dan Oriental Circus Indonesia, Tony Sumampau dengan tegas membantah. Ia menyebutkan bahwa tidak ada hubungan legal, keuangan, atau ide antara kedua entitas tersebut. Namun, Tony yang juga bagian dari keluarga Manansang dan manajemen Taman Safari, mengakui bahwa OCI pernah mengadakan pertunjukan di area Taman Safari.

Kontroversi ini pun memperkuat desakan publik terhadap regulasi yang lebih ketat terkait pekerja anak dan eksploitasi dalam dunia hiburan.

Judi Bola dan Fenomena Eksploitasi Modern

Menariknya, kasus ini muncul di tengah sorotan luas terhadap berbagai bentuk eksploitasi modern yang menyusup ke banyak lini industri hiburan digital dan pariwisata. Seperti halnya kasus pekerja migran di Kamboja yang terjebak dalam perusahaan penipuan judi bola online, praktik-praktik yang memperbudak manusia atas nama hiburan atau keuntungan kini semakin kompleks dan terselubung.

Beberapa pengamat bahkan menilai bahwa dunia hiburan lama, seperti sirkus konvensional, dan dunia digital saat ini, seperti judi bola daring, memiliki kesamaan dalam hal eksploitasi tenaga kerja—baik secara fisik, psikologis, maupun ekonomi. Keduanya menampilkan “pertunjukan” demi keuntungan, sering kali dengan mengabaikan hak dasar individu yang terlibat di dalamnya.

Perlu Evaluasi dan Transparansi

Kasus Fifi dan eks pemain OCI membuka kembali diskusi mengenai pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam operasional lembaga-lembaga besar, termasuk yang berkaitan dengan hiburan dan wisata. Meski Taman Safari Indonesia telah memberikan banyak kontribusi untuk konservasi satwa, publik kini mendesak agar aspek kemanusiaan juga menjadi prioritas.

Jika benar tuduhan eksploitasi itu terjadi dalam lingkup kerja sama dengan pihak manapun, termasuk kelompok seperti OCI, maka investigasi menyeluruh dan keterbukaan informasi adalah kunci untuk menuntaskan permasalahan.

One thought on “Pemilik Taman Safari Indonesia di duga melakukan pelanggaran HAM

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *