Pemimpin Gereja Katolik dunia, Paus Fransiskus, meninggal dunia hari ini, Senin (21/4), di usia 88 tahun. Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab wafatnya sang Paus. Namun, menurut informasi dari Vatikan, beliau sempat mengalami pneumonia berat dalam beberapa waktu terakhir.
Sebelum menghembuskan napas terakhir, Paus Fransiskus sempat menyampaikan pesan kepada dunia dari balkon Basilika Santo Petrus pada Minggu Paskah, 20 April 2025. Dalam kondisi kesehatan yang lemah, ia menyampaikan pesannya sambil duduk dan dibantu oleh para ajudan.
Baca juga : Drakor tentang Bad Boy
Paus menekankan pentingnya harapan akan perdamaian, serta menyerukan diakhirinya konflik bersenjata di berbagai belahan dunia. Pesan tersebut secara khusus menyoroti situasi di Ukraina serta penderitaan umat Kristiani di Palestina dan Israel.
“Saya ingin kita semua memperbarui harapan bahwa perdamaian itu mungkin! Dari Makam Kudus, Gereja Kebangkitan, tempat umat Katolik dan Ortodoks merayakan Paskah pada hari yang sama tahun ini, semoga cahaya perdamaian memancar ke seluruh Tanah Suci dan ke seluruh dunia,” ujar Paus Fransiskus.
Harapan Perdamaian dan Solidaritas Global
Paus Fransiskus juga menyampaikan harapan agar perdamaian di Ukraina segera tercapai. Ia mendorong semua pihak untuk terus berupaya mengakhiri perang dan mengutamakan dialog. Tidak hanya itu, kepeduliannya meluas ke penderitaan umat Kristiani di Timur Tengah, termasuk rakyat di Yaman, Myanmar, Republik Demokratik Kongo, Sudan, hingga Sudan Selatan.
Tak luput dari perhatian beliau adalah konflik di kawasan Kaukasus Selatan. Paus mendoakan agar Armenia dan Azerbaijan dapat segera menandatangani dan mewujudkan perjanjian damai yang adil dan lestari.
Dalam pesan yang menyentuh hati itu, Paus juga menyinggung pentingnya kebebasan beragama, kebebasan berpikir dan berpendapat, serta pentingnya menghancurkan tembok-tembok pemisah yang menciptakan konflik.
“Cahaya Paskah mendorong kita untuk meruntuhkan tembok-tembok pemisah… mengajak kita untuk saling peduli, memperkuat solidaritas, dan bekerja demi pengembangan manusia seutuhnya,” tegasnya.
Duka Dunia atas Kepergian Sang Paus
Kematiannya diumumkan secara resmi oleh Kardinal Kevin Farrell dalam pernyataan Vatikan.
“Saudara-saudari terkasih, dengan kesedihan mendalam saya harus mengumumkan kematian Bapa Suci kita, Fransiskus. Pagi ini pukul 07.35, Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa,” ujar Kardinal Kevin.
Paus Fransiskus dikenal sebagai sosok yang sederhana namun penuh kebijaksanaan, yang telah mendedikasikan seluruh hidupnya untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya. Beliau juga dikenal tak segan menyuarakan keadilan sosial dan keberpihakan pada kaum miskin dan termarginalkan.
Judi Bola dan Refleksi Sosial
Dalam momen duka ini, masyarakat dunia turut merenungkan kembali nilai-nilai yang selama ini diperjuangkan oleh Paus Fransiskus. Di tengah maraknya isu sosial, termasuk fenomena judi bola yang semakin menjamur di berbagai negara, seruan moral dari Paus menjadi relevan.
Praktik judi bola yang kerap membawa dampak negatif bagi masyarakat, terutama generasi muda, menjadi salah satu tantangan sosial yang perlu disikapi dengan pendekatan etis dan edukatif. Dalam semangat Paus Fransiskus, dunia diajak untuk membangun masyarakat yang lebih beretika, menjunjung nilai-nilai kemanusiaan, dan menjauhkan diri dari praktik-praktik yang dapat merusak tatanan sosial.
One thought on “Pesan Terakhir Paus Fransiskus”