Sejarah Candi Prambanan

Candi Prambanan merupakan salah satu ikon arsitektur Hindu terbesar dan termegah di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Tidak hanya menjadi warisan budaya bernilai sejarah, Candi Prambanan juga menjelma menjadi destinasi wisata favorit yang ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun internasional.

Bahkan pada tahun 1991, UNESCO menetapkan kompleks candi ini sebagai Warisan Budaya Dunia (World Cultural Heritage), mengukuhkannya sebagai salah satu situs sejarah paling penting di Indonesia. Menariknya, di era modern saat masyarakat lebih sering terpapar konten hiburan cepat seperti judi bola online, keindahan dan nilai spiritual Candi Prambanan tetap tak lekang oleh waktu.

Baca juga : Candi Muaro Jambi saingan Angkor Wat

Warisan Kerajaan Mataram Kuno

Terletak di Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, candi ini diperkirakan mulai dibangun pada abad ke-9 Masehi, tepatnya pada masa pemerintahan Rakai Pikatan dari Kerajaan Mataram Kuno. Candi ini dibangun untuk menghormati Trimurti dalam ajaran Hindu—Brahma, Wisnu, dan Siwa—dengan fokus utama pada pemujaan terhadap Dewa Siwa.

Berdasarkan Prasasti Siwagrha (856 M), Candi Prambanan dulunya disebut Siwagrha atau Siwalaya, yang berarti “Rumah Siwa”. Nama ini kemudian bergeser menjadi Prambanan, sesuai dengan nama desa tempat kompleks candi berdiri.

Seiring waktu, meski dunia terus bergerak menuju era digital dan aktivitas seperti judi bola semakin marak di ranah daring, Candi Prambanan tetap menjadi tempat pelarian spiritual dan budaya bagi banyak orang yang ingin menyentuh jejak masa lalu yang agung.

Kemegahan yang Mulai Terlupakan

Pada masa kejayaannya, Candi Prambanan berfungsi sebagai pusat ibadah utama umat Hindu di wilayah Mataram Kuno. Namun, sekitar tahun 930-an, pusat pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno dipindahkan ke wilayah timur (sekarang Jawa Timur), kemungkinan besar akibat letusan besar Gunung Merapi.

Setelah pemindahan ibukota, Candi Prambanan mulai terlantar dan lambat laun rusak karena tidak dirawat. Perpindahan ini menjadi titik awal keruntuhan kejayaan arsitektur Hindu di Jawa bagian tengah.

Dari 240 Bangunan, Kini Tinggal Puluhan

Kompleks Candi Prambanan awalnya terdiri dari 240 bangunan candi, namun karena gempa besar pada abad ke-16 hingga ke-17 serta kurangnya perawatan, jumlah tersebut menyusut drastis. Saat ini, hanya sekitar 18 candi yang masih berdiri tegak dan telah mengalami pemugaran.

Masa kolonial Belanda menjadi awal dimulainya pelestarian situs ini, dilanjutkan oleh Pemerintah Indonesia setelah kemerdekaan. Proses pemugaran dilakukan secara bertahap dengan penuh kehati-hatian, mengingat banyak bagian dari struktur bangunan yang telah hancur atau hilang.

Di tengah berkembangnya teknologi dan hiburan digital, seperti siaran langsung pertandingan sepak bola dan platform judi bola online, situs ini tetap menjadi destinasi yang menawarkan pengalaman berbeda—yaitu kedalaman sejarah, arsitektur spiritual, dan keagungan masa lalu.

Destinasi Wisata Sekaligus Situs Edukasi Budaya

Hari ini, Candi Prambanan bukan hanya menjadi tempat ibadah atau destinasi wisata, tetapi juga tempat belajar sejarah dan budaya Indonesia. Ribuan pelajar, akademisi, hingga wisatawan asing datang setiap tahun untuk menyaksikan langsung keindahan dan kompleksitas arsitektur Hindu kuno.

Berbeda dengan hiburan cepat yang ditawarkan oleh permainan judi bola, kunjungan ke Candi Prambanan memberi pengalaman reflektif—mengajak kita merenung tentang kehidupan, kepercayaan, dan pencapaian peradaban masa lampau.


Penutup: Antara Masa Lalu dan Masa Kini

Candi Prambanan adalah bukti nyata bahwa Indonesia memiliki warisan budaya kelas dunia yang harus dijaga dan dikenalkan pada generasi muda. Di tengah budaya populer dan digitalisasi, termasuk fenomena judi bola yang kian menjamur, nilai-nilai luhur dari situs sejarah seperti Prambanan harus tetap menjadi prioritas dalam membentuk karakter bangsa.

Sebagai warga negara yang mencintai budaya dan sejarahnya, kita punya tanggung jawab untuk menjaga, merawat, dan mengenalkan warisan seperti Candi Prambanan agar tetap hidup dan memberi makna di era serba instan ini.

5 thoughts on “Sejarah Candi Prambanan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *