Siapa saja yang di anggap pengkhianat oleh soeharta

Meski tak pernah menyatakannya secara terbuka ke publik, Presiden Soeharto dikenal menyimpan rapat-rapat daftar nama tokoh-tokoh yang menurutnya telah mengkhianati dirinya. Bahkan hingga menjelang ajal, luka dan rasa kecewa itu belum juga padam.

Soeharto dan keluarganya diketahui menolak kedatangan sejumlah tokoh yang ingin menjenguknya di rumah sakit. Mereka yang pernah berada di lingkaran kekuasaan tapi kemudian berbalik arah, dianggap sebagai pengkhianat besar. Seperti halnya banyak orang yang berspekulasi di dunia judi bola, Soeharto tak memberi ruang pada mereka yang menurutnya telah “bermain di dua kaki”.

Baca juga : Kronologi lengsernya orde baru 1998

Kebencian Soeharto Dibawa Sampai Mati

Soeharto dikenal sebagai sosok dengan ingatan tajam dan karakter keras. Ia tidak mudah melupakan pengkhianatan, terutama dari orang-orang yang dulu ia percayai. Pada tahun 1998, ketika gelombang demonstrasi mahasiswa mencapai puncaknya, Soeharto merasa dikhianati oleh lingkaran dalamnya sendiri—mereka yang seharusnya mendukungnya, justru ikut menekan agar ia mundur.

Dalam suasana yang makin panas, seperti pertandingan judi bola yang penuh intrik dan kejutan, politik Indonesia saat itu berubah cepat. Tak sedikit orang yang memainkan peran ganda demi menyelamatkan diri, sesuatu yang sangat dibenci oleh Soeharto.

Berikut adalah tiga tokoh yang diyakini Soeharto sebagai pengkhianat:


1. Harmoko – Dari Loyalis Jadi Lawan

Harmoko merupakan tokoh utama dalam karier politik Orde Baru. Ia menjabat sebagai Menteri Penerangan selama tiga periode dan dikenal sangat loyal. Bahkan, sebelum Sidang Umum MPR Maret 1998, Harmoko merupakan orang yang mendorong agar Soeharto mencalonkan diri kembali.

Namun dalam waktu yang sangat singkat, tekanan publik memuncak. Demonstrasi besar-besaran tak terbendung. Mahasiswa menduduki kompleks MPR/DPR dan menuntut Soeharto mundur.

Dalam langkah mengejutkan pada 18 Mei 1998, Harmoko, sebagai Ketua MPR, secara terbuka menyarankan agar Presiden Soeharto mengundurkan diri. Langkah ini dilihat Soeharto sebagai pengkhianatan besar, layaknya seorang manajer tim judi bola yang tiba-tiba membocorkan strategi tim ke lawan di tengah pertandingan penting.

Tak heran, ketika Soeharto dirawat menjelang akhir hayatnya, nama Harmoko termasuk yang tak diizinkan menjenguk.


2. BJ Habibie – Pewaris Kekuasaan yang Dianggap Berpaling

BJ Habibie menjabat Menristek selama dua dekade dan dikenal sangat dekat dengan Soeharto. Pada 1998, ia dipilih sebagai Wakil Presiden, menggantikan Try Sutrisno. Namun ketika krisis politik dan ekonomi melanda, loyalitas Habibie mulai diragukan oleh Soeharto.

Saat Soeharto menyampaikan keinginannya untuk mundur dan meminta Habibie ikut lengser, Habibie menolak. Ia menegaskan bahwa secara konstitusi, jika Presiden mundur, maka Wakil Presiden harus naik menggantikannya.

Respons tersebut membuat Soeharto bungkam. Ia merasa dikhianati oleh orang kepercayaannya sendiri. Saat pengunduran dirinya diumumkan, Soeharto bahkan melewati Habibie tanpa sepatah kata—sebuah adegan yang membekas dalam benak Habibie.

Kebencian itu terus terbawa hingga akhir hidup Soeharto. Bahkan ketika Habibie mencoba menjenguk, keluarganya menolak. Dalam dunia politik yang keras, perubahan sikap semacam ini tak ubahnya seperti hasil mengejutkan dalam pertandingan judi bola yang mengubah nasib tim dalam hitungan menit.


3. Ginandjar Kartasasmita – Menteri yang Mundur dan Naik Daun

Ginandjar adalah menteri favorit Soeharto di masa jayanya. Namun, menjelang keruntuhan Orde Baru, Ginandjar bersama Akbar Tandjung menolak ikut dalam kabinet yang ingin dibentuk Soeharto. Hal ini menjadi pukulan telak bagi Soeharto, yang tengah berusaha mempertahankan legitimasi di tengah krisis.

Soeharto bahkan mengutus Habibie untuk membujuk mereka. Tapi yang terjadi justru dugaan bahwa Habibie memanfaatkan situasi untuk mendapat dukungan menjadi Presiden.

Setelah Soeharto mundur, Ginandjar tetap menjabat menteri dan karier politiknya kian melejit. Namun di mata Soeharto, ini adalah bentuk pengkhianatan yang tidak bisa diterima. Saat dirawat di rumah sakit, Soeharto menolak menjumpai Ginandjar.

Kisah Ginandjar mengingatkan kita pada strategi mengejutkan dalam dunia judi bola, di mana pemain yang selama ini diandalkan bisa tiba-tiba pindah tim dan mencetak gol ke gawang mantan klubnya sendiri.


Penutup: Politik dan Rasa Luka

Soeharto adalah simbol kekuasaan yang panjang dan kuat di Indonesia. Namun pada akhirnya, ia juga manusia biasa yang merasakan sakit hati dan pengkhianatan. Orang-orang yang dulu berada di sisinya, perlahan meninggalkannya demi menyelamatkan posisi masing-masing di era reformasi.

Seperti halnya dunia judi bola, politik adalah arena yang penuh kejutan dan dinamika. Dalam satu musim, pahlawan bisa berubah jadi lawan, dan loyalitas bisa berubah menjadi pengkhianatan dalam sekejap.

Soeharto mungkin telah pergi, namun kisah dendam dan luka batin yang dibawanya hingga akhir hayat akan terus menjadi bagian dari narasi sejarah politik Indonesia.

2 thoughts on “Siapa saja yang di anggap pengkhianat oleh soeharta

  1. I’m still learning from you, as I’m improving myself. I absolutely enjoy reading all that is posted on your site.Keep the stories coming. I loved it!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *