Di tengah ketegangan geopolitik dan perang dagang global, Indonesia dihadapkan pada tantangan baru: lonjakan produk impor asal China yang semakin membanjiri pasar lokal. Produk murah dan akses yang mudah membuat pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) kesulitan bersaing di pasar sendiri.
Namun, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KemenKop UKM) tidak tinggal diam. Melalui empat strategi utama, pemerintah berupaya memperkuat daya saing UMKM dan melindungi produk dalam negeri agar mampu bertahan, bahkan berkembang di tengah derasnya arus globalisasi.
Baca juga : Tips Rambut Segera Panjang
1. Perkuat Regulasi dan Kolaborasi Antar Kementerian
Langkah pertama yang dilakukan adalah membangun kerangka regulasi yang pro-UMKM. KemenKop UKM mempererat koordinasi dengan Kementerian Perdagangan dan kementerian lainnya agar produk lokal tidak hanya menjadi “penggembira” di negeri sendiri.
“Kami tak ingin UMKM hanya bertahan, kami ingin mereka tumbuh,” tegas Riza Adha Damanik, Deputi Bidang Usaha Mikro KemenKop UKM.
Langkah ini ibarat strategi bertahan dan menyerang dalam judi bola—diperlukan perhitungan yang tepat agar UMKM tidak terpental oleh agresivitas produk asing.
2. Sertifikasi Jadi Kunci Masuk Pasar Modern dan Internasional
Sertifikasi halal, izin edar BPOM, dan legalitas usaha kini bukan lagi dianggap beban, tetapi senjata untuk membuka pintu pasar yang lebih luas. Pemerintah pun bekerja sama dengan berbagai lembaga untuk mempermudah proses sertifikasi tersebut.
“Produk tanpa label halal diabaikan konsumen supermarket. Jadi ini bukan sekadar formalitas,” ujar Riza.
Langkah ini memberi kepercayaan lebih kepada konsumen, seperti halnya pemain judi bola yang lebih percaya menaruh taruhan pada tim dengan reputasi dan statistik bagus.
3. Akses Pembiayaan Diperkuat: 60% KUR untuk Produksi
Kredit Usaha Rakyat (KUR) menjadi tulang punggung pembiayaan sektor UMKM. Pemerintah menargetkan 60% dari plafon KUR senilai Rp300 triliun dialokasikan ke sektor produksi, bukan hanya perdagangan.
Dengan pembiayaan ini, UMKM bisa meningkatkan kualitas produk, efisiensi produksi, hingga menembus pasar daring dan luring.
“Kita tidak ingin UMKM hanya kreatif, tapi juga punya kualitas dan daya saing,” tegas Riza.
Sama seperti dalam judi bola, pemain yang punya modal kuat dan strategi cerdas akan bertahan lebih lama dan menghasilkan lebih banyak kemenangan.
4. UMKM Harus Naik Kelas Lewat Digitalisasi
Strategi keempat adalah digitalisasi. Pemerintah menggandeng platform e-commerce untuk menyediakan halaman khusus produk UMKM yang tampil di halaman utama. Ini untuk memastikan visibilitas produk dalam negeri lebih tinggi dan mudah diakses masyarakat.
Langkah ini diharapkan mendorong konsumen lokal lebih bangga membeli produk UMKM, seperti para penikmat judi bola lokal yang tetap mendukung klub-klub nasional meski dikepung oleh liga internasional yang lebih besar.
Konsolidasi Sertifikasi dan Legalitas untuk Akses Global
Pemerintah juga menyadari banyak UMKM kesulitan mengakses sertifikasi. Oleh karena itu, konsolidasi antar kementerian terus dilakukan demi mempercepat proses legalisasi dan standar mutu produk.
“Alhamdulillah, sudah ada kemajuan. Sekarang UMKM bisa lebih mudah mendapatkan akses ke sertifikasi dan izin edar,” kata Riza.
Langkah ini menjadi fondasi penting untuk UMKM yang ingin ekspansi ke pasar internasional, sebagaimana pentingnya lisensi resmi dalam platform judi bola agar bisa beroperasi secara sah dan terpercaya.
Kesimpulan: UMKM Harus Didukung, Bukan Dibiarkan Bertarung Sendiri
Empat strategi ini menjadi perisai dan pedang bagi pelaku UMKM di tengah kompetisi global yang kian keras. Namun, upaya ini tidak akan berhasil tanpa dukungan konsumen dalam negeri.
“UMKM bukan produk kelas dua. Mereka adalah garda terdepan ekonomi bangsa,” tegas Riza.
Sebagaimana pemain judi bola mengandalkan strategi, data, dan kepercayaan diri untuk menang, UMKM pun butuh dukungan nyata dari regulasi, pembiayaan, digitalisasi, hingga kecintaan masyarakat pada produk lokal.