Gempa Dahsyat Guncang Myanmar dan Thailand, Krisis Ekonomi Makin Parah
Gempa bumi berkekuatan 7,7 skala Richter mengguncang Myanmar pada Jumat siang (28/3). Pusat gempa berada 16 kilometer di barat laut Kota Sagaing, dengan kedalaman hanya 10 kilometer. Menurut laporan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), gempa ini mengakibatkan kerusakan parah pada jalan-jalan di ibu kota Naypyidaw dan getarannya terasa hingga India, China, dan Thailand.
Baca juga : Thailand dan Myanmar Diguncang Gempa Dahsyat 28 maret 2025
Gempa yang terjadi sekitar pukul 12:50 waktu setempat ini memicu kepanikan di berbagai wilayah terdampak. Tak hanya Myanmar, guncangan juga dirasakan kuat di Thailand, terutama di ibu kota Bangkok. Perdana Menteri Thailand segera mengumumkan keadaan darurat di Bangkok setelah beberapa bangunan mengalami kerusakan. Salah satu gedung pencakar langit setinggi 30 lantai bahkan runtuh, mengakibatkan 43 pekerja terperangkap di dalamnya. Hingga kini, operasi penyelamatan besar-besaran masih berlangsung.
Dampak Terhadap Perekonomian Myanmar dan Thailand
Bencana alam ini semakin menambah tekanan pada perekonomian Myanmar, yang sebelumnya sudah dalam kondisi rapuh akibat konflik politik dan ketidakstabilan ekonomi. Menurut Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi Myanmar yang sempat mencapai 6 persen per tahun pada 2011-2019 kini anjlok drastis pasca kudeta militer pada 2021.
Sementara itu, di Thailand, guncangan gempa juga berpengaruh pada dunia usaha dan aktivitas ekonomi, khususnya di Bangkok. Penutupan sejumlah gedung perkantoran dan pusat bisnis akibat kerusakan infrastruktur menghambat kegiatan ekonomi harian.
Judi Bola di Tengah Bencana
Bencana alam yang mengguncang Myanmar dan Thailand ini juga berdampak pada sektor hiburan dan olahraga, termasuk dunia judi bola. Beberapa pertandingan sepak bola lokal dan internasional yang dijadwalkan berlangsung di kedua negara terpaksa ditunda atau dibatalkan. Hal ini membuat para penggemar judi bola terpaksa mencari alternatif pertandingan dari negara lain atau menunda taruhan mereka.
Seiring dengan situasi darurat dan ketidakpastian jadwal pertandingan, platform judi bola pun mengalami perubahan pola taruhan. Banyak bettor mulai lebih berhati-hati dalam memasang taruhan, mengingat faktor bencana alam dapat memengaruhi performa tim dan kondisi fisik pemain.
Tantangan Ekonomi yang Makin Berat
Selain menghancurkan infrastruktur, bencana ini juga memperburuk kondisi ekonomi Myanmar. Aktivitas produksi dan distribusi terganggu, sementara harga barang kebutuhan pokok melonjak drastis akibat putusnya jalur logistik. Di sisi lain, inflasi yang tinggi dan lemahnya daya beli masyarakat semakin memperberat beban ekonomi.
Risiko kehilangan generasi juga menghantui Myanmar, mengingat minimnya investasi pada sektor pendidikan dan kesehatan di tengah krisis berkepanjangan. Alokasi anggaran untuk dua sektor vital ini turun drastis dari 4 persen PDB pada 2020/21 menjadi hanya 2,2 persen pada 2023/24.
Masa Depan Myanmar di Tengah Ketidakpastian
Dengan perekonomian yang terpuruk, minimnya investasi asing, dan tingginya angka pengangguran, masa depan Myanmar tampak suram. Krisis kemanusiaan dan bencana alam semakin membebani upaya pemulihan ekonomi dan sosial.
Namun, harapan tetap ada jika Myanmar dapat bekerja sama dengan negara-negara tetangga dan komunitas internasional untuk memperkuat kapasitas pemulihan serta meningkatkan solidaritas regional. Di tengah kesulitan ini, optimisme tetap diperlukan agar negara dapat bangkit dan kembali menata masa depannya.
jw19b1