Boxing Day, yang jatuh setiap tanggal 26 Desember, adalah hari libur tradisional yang dirayakan di berbagai negara Persemakmuran seperti Inggris, Kanada, Australia, dan Selandia Baru. Meski nama uniknya sering membuat banyak orang salah paham, Boxing Day tidak ada kaitannya dengan olahraga tinju. Sebaliknya, hari ini memiliki akar sejarah yang panjang sebagai momen berbagi dan memberi.
Baca juga : 5 Zodiak yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2025
Istilah “Boxing Day” berasal dari tradisi di era Victoria pada abad ke-19 di Inggris. Pada masa itu, para majikan memberikan kotak hadiah (“Christmas box”) kepada pekerja, pelayan, dan orang-orang yang membutuhkan sebagai bentuk penghargaan atas kerja keras mereka sepanjang tahun. Selain itu, gereja-gereja juga berperan dalam tradisi ini. Kotak amal yang dikumpulkan selama masa Natal biasanya dibuka pada 26 Desember, bertepatan dengan Hari Santo Stefanus (St. Stephen’s Day), dan isinya dibagikan kepada kaum miskin.
Hari Berbagi dan Memberi
Boxing Day mencerminkan semangat berbagi dan memberi yang erat kaitannya dengan suasana Natal. Pada masa Victoria, hari ini adalah waktu bagi masyarakat kelas atas untuk menunjukkan perhatian kepada orang-orang yang bekerja untuk mereka, seperti tukang pos, pekerja pabrik, atau pelayan rumah tangga. Mereka sering menerima hadiah berupa uang, makanan, atau barang kebutuhan.
Selain tradisi pemberian hadiah, Boxing Day juga menjadi waktu untuk bersantai bersama keluarga. Aktivitas seperti makan bersama, berburu, atau sekadar menikmati waktu luang sering dilakukan untuk melanjutkan perayaan setelah Natal yang sibuk.
Evolusi Boxing Day di Era Modern
Seiring berjalannya waktu, makna tradisional Boxing Day mulai bergeser. Kini, Boxing Day lebih dikenal sebagai hari besar untuk berbelanja. Di negara-negara seperti Inggris dan Kanada, toko-toko besar menawarkan diskon besar-besaran yang mirip dengan Black Friday di Amerika Serikat. Fenomena ini menarik ribuan pembeli yang berlomba-lomba mendapatkan barang dengan harga murah.
Pusat perbelanjaan biasanya penuh sesak, dan banyak toko membuka pintu lebih awal untuk mengakomodasi lonjakan pembeli. Hal ini menjadikan Boxing Day salah satu hari paling sibuk dalam kalender belanja tahunan.
Namun, tidak semua orang menjadikan hari ini sebagai momen berbelanja. Bagi sebagian besar masyarakat, Boxing Day tetap menjadi hari untuk bersantai bersama keluarga, melanjutkan perayaan dengan teman-teman, atau menonton acara olahraga yang menjadi bagian penting dari tradisi Boxing Day.
Tradisi Olahraga pada Boxing Day
Di Inggris, Boxing Day dikenal dengan pertandingan sepak bola Liga Premier yang diadakan secara tradisional pada tanggal 26 Desember. Pertandingan ini menjadi sorotan bagi penggemar sepak bola di seluruh dunia, menciptakan atmosfer santai dan penuh kegembiraan. Ini adalah momen khusus dalam kalender sepak bola Inggris yang dinantikan banyak orang.
Di negara-negara Persemakmuran lain seperti Australia, Boxing Day juga erat kaitannya dengan olahraga. Salah satu acara terkenal adalah Boxing Day Test, pertandingan kriket lima hari yang diadakan di Melbourne Cricket Ground. Acara ini menjadi sorotan utama bagi para penggemar kriket di Australia.
Penutup
Boxing Day adalah hari yang kaya dengan tradisi dan makna. Dari sejarahnya sebagai momen berbagi dan memberi hingga transformasinya menjadi hari belanja besar-besaran dan ajang olahraga, Boxing Day terus menjadi bagian penting dalam perayaan akhir tahun. Apa pun cara Anda merayakannya—bersantai bersama keluarga, berbelanja, atau menonton pertandingan olahraga—semangat kebersamaan dan kebaikan tetap menjadi inti dari hari istimewa ini.
One thought on “apa itu boxing day”