Kemajuan teknologi kini membawa harapan baru bagi pasangan yang mencoba memiliki anak melalui fertilisasi in-vitro (IVF) atau bayi tabung. Penggunaan kecerdasan buatan (AI) semakin umum di klinik-klinik, membantu meningkatkan tingkat keberhasilan prosedur ini.
Dilansir dari SkyNews, Selasa (14/1/2025), Dr. Jyoti Taneja, Direktur Medis Avenues Clinic di London, menjelaskan bahwa AI dapat digunakan untuk memilih sperma, sel telur, dan embrio terbaik untuk proses pembuahan dan implantasi. Di laboratorium klinik tersebut, perangkat lunak AI menyoroti sperma berkualitas tinggi, sehingga memudahkan embriolog dalam memilih gamet yang optimal.
Dr. Taneja menambahkan bahwa penggunaan AI tidak hanya menghemat waktu, tetapi juga meningkatkan peluang keberhasilan IVF. Selain itu, AI membantu meminimalkan risiko keguguran dan kelainan lainnya.
Laura Farrell, salah satu pasien yang kini hamil sembilan setengah minggu setelah menjalani IVF dengan bantuan AI, mengakui bahwa teknologi ini sangat membantu dalam memilih embrio yang tepat. Namun, ia juga menggarisbawahi tantangan akses IVF, termasuk biaya tinggi dan kebijakan yang menghalangi wanita lajang mendapatkan perawatan.
Baca Juga: Risiko dan Manfaat Water Birth: Apa yang Perlu Diketahui Calon Ibu?
Meski AI membawa optimisme, tingkat keberhasilan IVF masih relatif rendah dan bervariasi berdasarkan usia. Pada 2022, hanya sepertiga wanita di bawah 34 tahun yang berhasil hamil menggunakan sel telur mereka sendiri melalui IVF, sementara tingkat keberhasilan ini menurun drastis pada wanita berusia 43 hingga 44 tahun.
Dr. Ali Al Chami, konsultan di Avenues Clinic, menekankan bahwa AI berfungsi sebagai alat bantu dalam proses pengambilan keputusan medis. Dokter dan embriolog tetap memiliki peran utama dalam pemilihan embrio akhir. “AI mempermudah proses, meningkatkan kualitas, dan memberikan kejelasan lebih bagi pasien,” ujarnya.
Dr. Ali Abbara, konsultan di Imperial College Healthcare NHS Trust, menyatakan bahwa AI memiliki potensi besar untuk membuat perawatan IVF lebih terjangkau dan efisien. Namun, ia menegaskan perlunya penelitian lebih lanjut untuk memastikan efektivitas AI dalam IVF sebelum penerapannya secara luas.