Erik ten Hag Dipecat Setelah Dua Tahun Menangani Manchester United
Erik ten Hag, yang sempat membawa Manchester United meraih dua trofi penting dalam dua musim pertamanya, akhirnya dipecat pada musim dingin 2024. Pria asal Belanda ini pertama kali menjabat sebagai manajer Setan Merah pada musim panas 2022, dan berhasil mempersembahkan trofi Liga Europa dan Piala FA di musim debutnya. Namun, meskipun ada kesuksesan di awal, Ten Hag tidak mampu mempertahankan konsistensi tim di musim kedua, yang akhirnya berujung pada pemecatannya. Keputusan ini menjadi kejutan besar bagi banyak pihak, mengingat prestasi yang diraihnya di awal masa kepelatihan.
Ryan Babel Soroti Kurangnya ‘Plan B’ dalam Taktik Ten Hag
Mantan pemain internasional Belanda, Ryan Babel, memberikan pandangannya terkait pemecatan Ten Hag, dengan menyebutkan salah satu kelemahan terbesar sang manajer adalah kurangnya “Plan B” dalam taktik permainan. Babel berpendapat bahwa Ten Hag terlalu bergantung pada satu gaya permainan yang sudah terbukti efektif pada musim pertama, tetapi tidak cukup fleksibel dalam mengadaptasi tim ketika menghadapi lawan dengan pendekatan yang berbeda. Ketika permainan utama tidak berjalan dengan baik, tim seolah kehilangan arah dan tidak mampu menyesuaikan diri, yang menjadi faktor utama dalam kegagalan mereka meraih hasil maksimal di musim kedua.
Keberhasilan dan Tantangan di Bawah Kepemimpinan Ten Hag
Pada musim pertamanya, Ten Hag menunjukkan kapasitasnya sebagai manajer dengan membawa Manchester United menjuarai Liga Europa dan Piala FA, dua trofi yang sangat dihargai oleh para penggemar klub. Dia juga mampu memperbaiki banyak aspek dalam tim, termasuk meningkatkan performa individu pemain dan memberikan struktur yang lebih solid di lini belakang. Namun, tantangan besar datang di musim kedua, di mana inkonsistensi hasil mulai muncul, terutama dalam pertandingan-pertandingan penting. Ketidakmampuan untuk mengatasi permainan bertahan dan serangan balik yang diterapkan oleh tim lawan mulai menjadi masalah besar bagi MU.
Keputusan Pemecatan yang Mengejutkan dan Dampaknya bagi MU
Keputusan manajemen Manchester United untuk memecat Ten Hag, meskipun ia membawa dua trofi di musim pertamanya, menggambarkan ketegangan yang terjadi di klub. Meski ada penghargaan terhadap prestasi Ten Hag, hasil buruk di kompetisi domestik, terutama di Liga Inggris, yang membuat mereka kesulitan menembus empat besar, dianggap sebagai faktor utama dalam keputusan tersebut. Pemecatan ini juga mencerminkan tekanan besar yang dirasakan oleh manajemen untuk segera mengembalikan kejayaan klub di kancah domestik dan Eropa, setelah beberapa tahun tanpa trofi Liga Inggris.
Masa Depan Manchester United dan Pengganti Ten Hag
Kini, setelah pemecatan Ten Hag, Manchester United berada di persimpangan jalan dan harus mencari pengganti yang dapat membawa klub kembali ke jalur kemenangan. Beberapa nama pelatih top mulai bermunculan sebagai calon penerus Ten Hag, namun tantangan besar menanti siapa pun yang akan datang. Manchester United harus menemukan keseimbangan antara gaya permainan ofensif dan soliditas bertahan, serta meremajakan tim agar dapat bersaing dengan tim-tim besar lainnya. Sementara itu, bagi Ten Hag, meskipun pemecatannya berakhir dengan cara yang mengecewakan, perjalanan kariernya tetap akan terus berlanjut, dan pengalamannya di Manchester United tentu akan menjadi bagian berharga dari perjalanan profesionalnya di masa depan.