Mengapa Kloset di Beberapa Negara Tidak Dilengkapi Bidet

Mengapa Banyak Kloset di Luar Negeri Tak Punya Bidet? Ini Alasannya

Pernahkah Anda bepergian ke luar negeri dan terkejut karena kamar mandinya tidak dilengkapi dengan bidet atau selang air? Bagi sebagian orang, keberadaan bidet adalah kebutuhan sehari-hari yang tidak bisa ditawar. Tapi di banyak negara, alat ini justru tidak umum ditemukan. Fenomena ini menarik untuk dibahas, apalagi di tengah dunia global yang semakin terhubung—baik lewat teknologi, gaya hidup, hingga tren hiburan seperti judi bola yang menyatukan orang-orang dari berbagai negara.

Baca juga : Cara Menolak dengan Sopan Saat Diberi Kerja Tambahan

Apa Itu Bidet dan Mengapa Penting?

Sebelum masuk ke alasan kenapa bidet absen di banyak tempat, mari kita bahas dulu apa itu bidet. Bidet adalah alat sanitasi yang digunakan untuk membersihkan area intim menggunakan semprotan air. Di negara seperti Jepang, Italia, atau Indonesia, bidet atau setidaknya selang air dianggap sebagai standar karena memberikan kebersihan yang lebih maksimal dibandingkan hanya menggunakan tisu toilet.

Namun, di negara seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Australia, penggunaan tisu toilet sudah menjadi kebiasaan turun-temurun. Di sana, bidet sering dianggap mewah atau tidak perlu—mirip seperti bagaimana sebagian orang masih menganggap judi bola hanya sebagai hiburan pinggiran, padahal kenyataannya kini sudah jadi tren digital yang besar dan mainstream.

Faktor Budaya dan Kebiasaan

Perbedaan budaya sangat berpengaruh terhadap preferensi kamar mandi. Negara-negara Barat telah menggunakan tisu toilet selama ratusan tahun, karena keterbatasan teknologi dan infrastruktur di masa lalu. Di sisi lain, di Asia dan Timur Tengah, air dianggap lebih bersih secara spiritual dan fisik.

Di Jepang, misalnya, toilet dengan teknologi tinggi seperti washlet menjadi norma karena budaya kebersihan yang sangat dijunjung tinggi. Sedangkan di Amerika Serikat, banyak orang bahkan belum pernah melihat bidet secara langsung. Paradigma ini tak jauh berbeda dengan bagaimana beberapa negara memiliki pandangan berbeda soal judi bola—ada yang menganggapnya hiburan biasa, ada pula yang belum bisa menerimanya secara terbuka karena stigma.

Sejarah, Desain, dan Infrastruktur

Sejarah juga memegang peranan penting. Bidet pertama kali populer di kalangan bangsawan Prancis pada abad ke-17. Namun, saat toilet modern berkembang di Inggris dan Amerika pada abad ke-19, desainnya lebih mengutamakan efisiensi ruang dan biaya, sehingga tidak mengakomodasi bidet.

Rumah-rumah di negara Barat pun umumnya memiliki kamar mandi kecil, tidak seperti di Italia atau Portugal yang dirancang untuk menampung bidet. Di Jepang, inovasi toilet canggih bermunculan, seperti halnya dunia judi bola yang terus berkembang dari sekadar taruhan manual menjadi platform digital dengan fitur-fitur mutakhir.

Faktor Ekonomi dan Keterjangkauan

Memasang bidet tentu membutuhkan biaya tambahan, apalagi jika harus mengubah struktur kamar mandi. Oleh karena itu, banyak rumah, terutama yang sudah tua, tidak dilengkapi dengan alat ini.

Di Indonesia, selang air menjadi solusi praktis dan murah yang berfungsi layaknya bidet. Sama halnya dengan bagaimana akses ke judi bola kini makin mudah melalui aplikasi dan situs online, menjadikannya lebih terjangkau bagi semua kalangan—tanpa harus mengeluarkan banyak modal.

Edukasi dan Persepsi

Kurangnya edukasi tentang manfaat bidet juga menjadi penghalang adopsi. Di Amerika Serikat, bidet pernah dianggap “tidak maskulin” atau bahkan terlalu feminin. Padahal, dengan menggunakan bidet, seseorang bisa mengurangi penggunaan tisu dan menjaga kebersihan secara maksimal.

Mirip dengan awal kemunculan judi bola digital yang dulu sempat dianggap ilegal atau tidak aman, kini persepsi mulai berubah seiring meningkatnya edukasi dan transparansi platform.

Faktor Lingkungan dan Keberlanjutan

Dari sisi lingkungan, bidet sebenarnya jauh lebih ramah karena mengurangi penggunaan tisu toilet yang berkontribusi terhadap deforestasi dan limbah kertas. Namun, sistem industri yang sudah mapan di negara-negara pengguna tisu membuat perubahan tidak mudah.

Kondisi ini mengingatkan pada ekosistem industri hiburan dan digital, di mana transisi ke judi bola online juga memerlukan adaptasi baik dari segi hukum, teknologi, maupun persepsi publik.

Apakah Bidet Akan Jadi Tren Global?

Meskipun belum universal, tren penggunaan bidet mulai meningkat. Di Amerika Serikat, sejak pandemi COVID-19 dan kelangkaan tisu toilet, banyak orang mulai beralih ke bidet portabel atau attachment. Media sosial juga berperan besar dalam mengenalkan alat ini kepada generasi muda—mirip seperti video tentang kemenangan spektakuler di judi bola yang sering viral di TikTok atau YouTube.

Negara-negara dengan budaya bidet kuat, seperti Jepang, terus berinovasi. Sementara Indonesia tetap setia dengan solusi sederhana: selang air. Yang jelas, perlahan tapi pasti, dunia mulai mengapresiasi pentingnya kebersihan yang sesungguhnya—sama seperti bagaimana masyarakat mulai terbuka pada hiburan-hiburan digital yang dulu dianggap “tabu”, seperti judi bola.

2 thoughts on “Mengapa Kloset di Beberapa Negara Tidak Dilengkapi Bidet

  1. Howdy! Quick question that’s totally off topic. Do you know how to make your site mobile friendly? My site looks weird when viewing from my apple iphone. I’m trying to find a theme or plugin that might be able to correct this problem. If you have any suggestions, please share. Many thanks!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *