Keluarga Gamma, siswa SMKN 4 Semarang yang tewas akibat ditembak oleh anggota Satresnarkoba Polrestabes Semarang, Aipda Robig Zaenudin, mengaku sempat diminta membuat video pernyataan ikhlas. Permintaan tersebut datang dari Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar, yang didampingi seorang wartawan berinisial D.
Peristiwa penembakan Gamma terjadi pada Minggu dini hari, 24 November 2024. Menurut Agung, paman Gamma, pihak kepolisian, termasuk Kapolrestabes Semarang, mendatangi rumah keluarga korban sehari setelah kejadian, yaitu pada Senin, 25 November 2024. Dalam kunjungan tersebut, wartawan yang ikut serta menyarankan agar keluarga Gamma membuat video pernyataan bahwa mereka telah mengikhlaskan kejadian tersebut dan tidak akan membesar-besarkan masalah. “Wartawan itu bilang, ‘Biar beritanya tidak menyebar ke mana-mana,’” ungkap Agung, Minggu (8/12/2024).
Baca Juga: Guardiola Mengatakan Maaf ke Jose Mourinho
Kapolrestabes Semarang juga membujuk agar video pernyataan itu dibuat. Namun, keluarga Gamma dengan tegas menolak. “Saya bilang, ‘Saya tidak mau, karena ini harus dibicarakan dengan keluarga besar kami terlebih dahulu.’ Saya tidak berani memutuskan sendiri,” ujar Agung. Ia juga menyebut wartawan yang hadir bersama polisi tampak memotret selama percakapan berlangsung, tetapi tidak diperkenalkan secara resmi oleh Kapolrestabes.
Pertemuan itu berlangsung sekitar setengah jam. Keluarga Gamma menegaskan bahwa mereka tidak akan membuat pernyataan yang menyatakan keikhlasan atas kejadian tersebut. “Kami tetap menolak. Tidak ada tanda tangan atau surat pernyataan, hanya permintaan video itu yang akhirnya tidak kami setujui,” tambah Agung.
Keputusan keluarga Gamma menunjukkan keteguhan mereka untuk menyikapi kasus ini secara bijak dengan mempertimbangkan seluruh keluarga besar. Hingga kini, peristiwa tragis yang merenggut nyawa Gamma masih menjadi perhatian publik.
One thought on “Kisah Keluarga Siswa SMK Semarang yang Diminta Membuat Video Pernyataan Ikhlas”