paylater atau kartu kredit

Tingginya Popularitas PayLater di Kalangan Milenial dan Gen Z: Kemudahan vs Risiko

Generasi milenial dan Gen Z semakin tertarik menggunakan layanan kredit paylater karena proses pengajuannya yang cepat dan mudah. Sebaliknya, pengajuan kartu kredit sering kali dinilai lebih rumit dengan persyaratan yang ketat.

“Saya sebagai pengguna kartu kredit pernah mencoba paylater. Saya ingin merasakan apa yang dialami generasi milenial dan Gen Z. Ternyata memang sangat mudah dan cepat, sampai saya berpikir, kok bisa secepat ini ya prosesnya,” ungkap Tresia, seorang pengguna layanan finansial.

Kemudahan Syarat Dokumen PayLater
Salah satu daya tarik utama paylater adalah minimnya dokumen yang dibutuhkan. Pengguna hanya perlu melampirkan KTP, berbeda dengan kartu kredit yang mensyaratkan data tambahan seperti informasi pekerjaan, alamat rumah, hingga kontak darurat.

“Kalau kartu kredit, data yang diminta banyak, termasuk tempat kerja, data rumah, dan kontak darurat. Tapi paylater hanya membutuhkan data pribadi seperti pekerjaan dan mungkin satu kontak darurat,” tambah Tresia.

Perbedaan Bunga PayLater dan Kartu Kredit
Namun, di balik kemudahan tersebut, ada konsekuensi berupa bunga yang jauh lebih tinggi. Paylater mengenakan bunga hingga 0,3 persen per hari, atau sekitar 9 persen per bulan. Sebaliknya, kartu kredit hanya mengenakan bunga sebesar 1,75 persen per bulan.

“Kalau dihitung, bunga paylater per tahun bisa sangat tinggi. Sebaliknya, kartu kredit memiliki bunga yang lebih rendah secara bulanan,” jelas Tresia.

Baca juga : lima pekerjaan yang di cari pelamar kerja di indonesia

Bijak Menggunakan PayLater
Tresia mengingatkan generasi muda agar menggunakan paylater dengan bijak. Kemudahan akses sebaiknya tidak membuat pengguna terjebak dalam utang yang dapat membebani keuangan di masa depan.

“Apapun jenis pinjamannya, kita harus bijak dalam penggunaannya,” tegasnya.

Risiko Menggunakan PayLater terhadap Kredit Lain
Selain itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa penggunaan paylater dapat berdampak pada kemampuan generasi muda untuk mengakses Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Nama pengguna paylater akan tercatat di Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) OJK, yang menjadi salah satu pertimbangan lembaga keuangan dalam menilai kepatuhan kredit.

“Banyak anak muda yang ingin mengajukan KPR rumah pertama terhalang karena memiliki utang paylater. Data mereka tercatat di SLIK OJK,” ujar Friderica Widyasari Dewi, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK.

Dengan meningkatnya tren penggunaan paylater, penting bagi generasi muda untuk mempertimbangkan risiko jangka panjang agar tidak terjebak dalam masalah finansial di kemudian hari.

2 thoughts on “paylater atau kartu kredit

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *