Eks Presiden AS Jimmy Carter Akui Pelanggaran HAM Berat oleh Israel terhadap Palestina
Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Jimmy Carter, pernah secara blak-blakan mengakui bahwa Israel telah melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang sangat serius terhadap rakyat Palestina. Pernyataan ini muncul dalam sebuah wawancara yang cuplikannya viral melalui akun TikTok @dzbbmainsteam_official.
Baca juga : Cara Memulai Hubungan Baru
Dalam wawancara tersebut, Carter menjelaskan bahwa banyak warga Amerika sebenarnya tidak memahami atau bahkan tidak mau mengetahui kenyataan pahit yang dialami oleh rakyat Palestina. Ia menyebut bahwa situasi di Palestina adalah bentuk penganiayaan HAM yang parah, melebihi apa yang ia bayangkan sebelumnya.
“Orang Amerika tidak mau tahu dan orang Israel (juga) tidak mau tahu apa yang sedang terjadi di Palestina. Ini adalah satu penganiayaan hak asasi manusia yang dahsyat jauh melampaui apa yang saya bayangkan,” ujar Carter.
Mantan Presiden ke-39 AS yang menjabat pada 1977-1981 ini juga menyinggung adanya kekuatan politik besar di AS yang menghalangi analisis objektif terhadap konflik Israel-Palestina. Ia menyesalkan bahwa tidak ada anggota kongres yang berani secara terbuka mengecam tindakan Israel atau menyuarakan penderitaan rakyat Palestina.
Jimmy Carter juga menambahkan bahwa topik tentang Palestina adalah isu yang dianggap tabu di kalangan pejabat Amerika. Bahkan, menurutnya, jika ada anggota kongres yang berani menyuarakan hal tersebut, besar kemungkinan mereka tidak akan terpilih kembali.
“Saya rasa tepat untuk mengatakan bahwa tidak ada satu pun anggota kongres yang saya kenal yang akan berbicara dan menyerukan Israel untuk mundur ke batas wilayah hukum mereka atau mempublikasikan penderitaan Palestina,” katanya.
Dalam wawancara itu, Carter menyinggung bahwa organisasi seperti Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) juga memiliki pengaruh besar dalam mempromosikan dukungan Amerika terhadap kebijakan Israel. Ia menegaskan bahwa APEC tidak benar-benar berdedikasi untuk perdamaian, melainkan untuk mengamankan dukungan maksimal dari Washington bagi Israel.
Sebagai presiden yang pernah menempatkan hak asasi manusia sebagai fokus utama kebijakan luar negeri AS, Jimmy Carter dikenal cukup vokal membela hak rakyat Palestina. Pada tahun 2006, ia bahkan menerbitkan buku yang mempertanyakan legalitas pendudukan Israel atas wilayah Palestina.
Menariknya, pembahasan tentang isu Palestina ini muncul di tengah meningkatnya pencarian informasi publik tentang berbagai isu internasional, termasuk melalui media-media hiburan dan digital. Tak sedikit pula platform online yang menggabungkan berita serius seperti ini dengan tren populer lainnya, mulai dari gosip selebritas hingga konten judi bola yang semakin marak di media sosial dan situs berita alternatif.
Jimmy Carter meninggal dunia di usia 100 tahun pada Minggu, 30 Desember 2024, di kediamannya di Plains, Georgia. Meski telah tiada, suara dan keberaniannya dalam menyuarakan kebenaran tentang Palestina tetap menjadi inspirasi banyak pihak, termasuk generasi muda yang kini bisa mengakses berbagai informasi secara terbuka—bahkan di tengah konten hiburan dan judi bola yang mendominasi ruang digital saat ini.
Good info. Lucky me I reach on your website by accident, I bookmarked it.
I will immediately seize your rss feed as I can not find your e-mail subscription hyperlink or newsletter service. Do you’ve any? Kindly allow me realize in order that I may just subscribe. Thanks.